Kupang,Likurai.com- Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II kini telah dinaikan statusnya menjadi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II.
Kenaikan status ini menandai langkah penting dalam upaya percepatan pembangunan infrastruktur dibidang sumber daya air di NTT.
Peningkatan status menjadi BBWS Nusa Tenggara II diharapkan mampu mengelola sumber daya yang ada secara optimal, didukung oleh sumber daya manusia (SDM), pendanaan, serta sarana prasarana yang memadai.
Kepala BBWS Nusa Tenggara II, Parlinggoman Simanungkalit, ST, MPSDA kepada wartawan mengatakan,Peningkatan status BWS NT II menjadi BBWS NT II akan berdampak pada peningkatan beban kerja dan tanggung jawab yang harus dikelola.
BBWS Nusa Tenggara II memastikan bahwa struktur organisasi dan sistem manajemen yang ada telah dipersiapkan untuk menampung dan mengelola beban kerja yang lebih besar.
“Terkait SDM, tentu saya akan menganalisis beban jabatan. Sebelumnya, jabatan eselon tiga hanya ada satu, sekarang sudah ada empat. Tentunya diperlukan perangkat pendukung yang dipilih sesuai kompetensinya,” ujar Parlinggoman kepada media ini, Selasa (12/11/2024).
Ia menambahkan, jika terdapat kesenjangan antara kebutuhan dan kondisi SDM yang ada di BBWS Nusa Tenggara II, pihaknya akan meminta dukungan dari pusat untuk menutupi kekurangan tersebut.
Selain SDM, alokasi dana yang dikelola BBWS Nusa Tenggara II saat ini tergolong lebih besar dibandingkan dengan balai lainnya di Indonesia.
Bahkan, BBWS Nusa Tenggara II masuk dalam jajaran lima besar balai dengan sumber pendanaan terbesar dari total 12 balai besar dan 29 balai kecil di Indonesia.
"Dari segi dana, kita tidak khawatir karena diberikan anggaran hampir 2,5 triliun. Dari segi dana tidak ada masalah jika dibandingkan dengan kantor balai besar lainnya,” ungkapnya.
Namun, Parlinggoman menyoroti bahwa salah satu tantangan utama saat ini adalah terkait sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya representatif sebagai balai besar.
Ia menyatakan akan melakukan pembenahan agar sarana dan prasarana yang ada dapat memenuhi standar.
Perubahan status ini menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan sumber daya air di wilayah NTT.
"Saya memastikan bahwa peningkatan status ini benar-benar berdampak positif bagi pembangunan daerah, terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air di NTT," katanya.
Parlinggoman juga mengungkapkan sejumlah terobosan yang akan dilakukan BBWS Nusa Tenggara II ke depan, salah satunya adalah membuat tata kelola wilayah sungai yang lebih baik dengan skematisasi sungai yang ada.
"Kita akan membuat tata kelola wilayah sungai sehingga kita tahu layout air kita ada di mana.
Tata kelola ini sangat penting karena masalah kita adalah jumlah air, jadi kita perlu meningkatkan daya tampung air di NTT, salah satunya dengan membangun embung atau bendungan.
Pada tahun 2025, akan ada tambahan pembangunan bendungan Wailikis di Kabupaten Belu," jelasnya.
Selain itu, BBWS Nusa Tenggara II akan mendukung program Presiden Prabowo untuk ketahanan pangan dengan mengoptimalkan sinergi antara pembangunan bendungan dan pemanfaatan irigasi.
"Saya melihat ada beberapa jaringan irigasi yang sebenarnya potensial mencapai 4.000-6.000 hektare, tetapi yang digarap baru 2.000-3.000 hektare. Ini yang akan kami benahi," harapnya. (Yuser)