Kupang, Likurai.com– Jemaat Gereja Horeb Perumnas Kota Kupang, Provinsi NTT memanfaatkan sumur bor bantuan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II untuk menanam aneka Palawija di lingkungan Gereja.
Sumur bor yang dibangun di area gereja pada tahun 2016 itu, tidak hanya memenuhi kebutuhan air bersih bagi Gereja dan warga , tetapi juga memberi peluang bagi jemaat untuk mengolah lahan di lingkungan gereja untuk membuat bedeng guna menanam sayur untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan peningkatan ekonomi.
Kepada wartawan Pimpinan Gereja Horeb Perumnas Kupang, Pdt. Merah Dewi Agustina Fangidae- Leky, S.Th didampingi Sekretaris GMIT Horeb Perumnas Pnt. Jacqueline Gah - Ndoen mengatakan, kehadiran Sumur Bor bantuan dari BWS NT ll di lingkungan Gereja Horeb Perumnas Kupang menjawab kebutuhan air bersih juga dimanfaatkan oleh jemaat untuk menanam berbagai jenis palawija, seperti jagung dan aneka sayuran.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan sumur bor ini. Air yang melimpah kini memungkinkan kami mengembangkan pertanian sederhana untuk menanam aneka palawija di lahan gereja,” ungkap Pdt. Merah Agustina Leky,S.Th.
Ia menambahkan, bantuan sumur bor ini merupakan bagian dari upaya BWS NTT II untuk mendukung akses air bersih dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan adanya sumur bor ini, kebutuhan air bagi Gereja terpenuhi dan juga ruang untuk kegiatan produktif yang bermanfaat bagi kesejahteraan jemaat dan masyarakat sekitar.
Pdt.Merah Dewi Agustina Leky,S.Th menyampaikan limpah terima kasihnya kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) atas bantuan sumur bor yang telah memberikan dampak besar bagi jemaat.
“Sumur bor ini telah menjadi berkat bagi jemaat kami. Hingga saat ini, sumur tersebut beroperasi dengan baik, mengalirkan air bersih tanpa kendala,”katanya.
Bantuan infrastruktur sumur bor ini merupakan bentuk kerja sama yang baik antara pemerintah dan pihak gereja dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sumur bor ini tidak hanya menyediakan akses air bersih bagi jemaat Gereja Horeb, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Air bersih yang tersedia menjadi dasar bagi pengembangan usaha pertanian dan perikanan.
“Dampak positif dari sumur bor ini meluas ke sektor ekonomi. Ketersediaan air memungkinkan jemaat untuk mengembangkan usaha kecil, seperti pembuatan bedeng sayur dan penanaman palawija.
Selain itu, kami juga memulai budidaya ikan lele yang memanfaatkan air dari sumur ini,” katanya. (Yuser)