Kupang,Likurai.com-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan lokakarya dan diseminasi hasil analisis padu padan data kemiskinan ekstrem pada Kamis, 31 Oktober 2024, di Hotel On the Rock, Kota Kupang.
Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Padu Padan Data Kemiskinan Ekstrem (Papadanke) untuk memperbaiki mekanisme dan pensasaran program penurunan kemiskinan ekstrem di daerah tersebut.
Acara ini dibuka oleh Asisten I Setda NTT, Dra. Bernadeta Meriani Usboko, M.Si, dan dihadiri oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) NTT, Dr. Alfonsus Theodorus, MT, yang menyampaikan sejumlah temuan serta rekomendasi dari analisis yang dituangkan dalam policy brief.
Selama periode 2003 hingga 2023, persentase penduduk miskin di NTT turun dari 28,62% menjadi 19,96%.
Namun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian nasional, yang menurun dari 17,42% menjadi 9,36% dalam periode yang sama.
Meskipun persentase penduduk miskin ekstrem di NTT juga mengalami penurunan signifikan dari 6,44% pada 2021 menjadi 2,82% pada akhir 2024, target 0% yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 4/2022 belum tercapai.
Untuk meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan, Bapperida membentuk tim Papadanke yang bertugas melakukan padu padan data Pensasaran Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) sejak 2024.
Inovasi ini memadukan data by name by address (BNBA) penduduk miskin dengan data penerima manfaat dari program-program yang dimiliki perangkat daerah teknis.
Padu padan data bertujuan untuk meningkatkan akurasi dan relevansi dalam perencanaan program, sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan penargetan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Hasil dari padu padan ini akan digunakan sebagai dasar evaluasi sasaran program yang telah diimplementasikan oleh pemerintah daerah.
Sepanjang 2024, tim Papadanke telah melakukan analisis dan padu padan data untuk sembilan program di lingkungan Pemprov NTT, yang mencakup diskusi, pelatihan, dan lokakarya dengan dinas-dinas terkait. Semua kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari USAID ERAT.
Dari rangkaian kegiatan yang dilakukan, tim Papadanke berhasil menghasilkan policy brief yang merekomendasikan penyusunan panduan umum bagi setiap perangkat daerah terkait pensasaran program yang berkontribusi terhadap kemiskinan.
Panduan ini diharapkan dapat diintegrasikan dalam Peraturan Gubernur dan menjadikan data P3KE sebagai basis data untuk pensasaran program kegiatan.
Dengan dukungan USAID ERAT, tim Papadanke berencana membangun platform data terpadu untuk kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, yang akan menjadi media berbagi pakai data antara Bapperida dan organisasi perangkat daerah teknis.