Setor Pajak Rp 100 Miliar Lebih, Bank NTT Tercatat Sebagai Wajib Pajak Strategis - Baomong.ID

Setor Pajak Rp 100 Miliar Lebih, Bank NTT Tercatat Sebagai Wajib Pajak Strategis

Setor Pajak Rp 100 Miliar Lebih, Bank NTT Tercatat Sebagai Wajib Pajak Strategis

Kupang,Pesonantt.com--Bank NTT membayar pajak tahunan ke KPP Pratama Kupang sebesar Rp 100 miliar lebih. Karena setoran pajak diatas Rp.100 Miliar lebih sehingga Bank NTT tercatat sebagai wajib pajak strategis oleh KPP Pratama Kupang.

Demikian diungkap Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kupang, Ni Dewa Agung Ayu Sri Liana Dewi didampingi Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu dan Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel Adoe saat menggelar jumpa Pers di lantai V Kantor Pusat Bank NTT, Rabu (1/2/2023).

Ia menjelaskan, dari semua wajib pajak di lingkup kantor KPP Prata Kupang setoran pajak dari Bank NTT yang paling banyak dibandingkan dengan wajib pajak lainnya.

“Pembayaran pajak setiap tahun dari Bank NTT pasti di atas Rp100 miliar dan masuk kategori wajib pajak strategis” ungkap Ayu.

Ayu mengatakan, jenis pajak yang disetor oleh Bank NTT meliputi pajak yang dipotong dari penghasilan karyawan dan pajak yang berasal dari laba perusahaan.

“Saya berharap agar kinerja Bank NTT tetap bagus. Saya saja yang karena bekerja di NTT memberikan suport untuk kemajuan NTT. Jadi minta suport kita semua termasuk teman-teman media,” pintanya.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTTHilarius Minggu pada kesempatan itu mengatakan, pajak yang disetor oleh Bank NTT dibayarkan setiap bulan berdasarkan laba.

“Nanti di akhir tahun akan dihitung ulang. Bisa saja lebih, bisa saja kurang. Kalau akhir tahun kami hitung laba komersial sebelum diaudit Kantor Akuntan Publik, kita bayar dulu. Kantor Akuntan Publik melakukan audit bisa saja laba kita menurun, tentunya ada kelebihan pajak yang sudah kita bayar. Nanti, kita proses untuk pengajuan kembali. Selama ini prosesnya berjalan baik karena ada tahapan-tahapan,” jelas Hilarius Minggu.

Mantan Direktur Kepatuhan Bank NTT ini mengatakan, Selain pajak badan, kontribusi Bank NTT sesuai PPH 21. “Gaji yang kami terima itu ada pajaknya. Jadi total setahun kontribusi pajak kami itu Rp100 miliar lebih,” tandas Hilarius Minggu.

Sementara Direktur Kepatuhan Bank NTT, Christofel Adoe, mengatakan, sebagai wajib pajak yang diperlukan adalah ketepatan, baik ketepatan waktu maupun ketepatan jumlah karena pajak memiliki ketentuannya.

“Ada laba komersial dan laba fiskal. Saat ini sementara dilakukan audit, nanti setelah audit baru diketahui angka final yang harus dibebankan sebagai wajib pajak,” jelas Chris Adoe. (Yuser)